Selasa, 09 Desember 2014

Berkabut Tetap Seksi



Sebenarnya tidak ada niatan yang benar-benar kuat untuk mendaki gunung di musim hujan begini. Bagi saya yang juga gemar foto, faktor hujan begini cukup menyusahkan saya untuk lebih memperhatikan keselamatan kamera saya, selain itu, musim hujan begini objek foto apa juga ya yang bisa diambil karena mungkin cuaca yang selalu berkabut. Tapi karena hati dan otak ini sudah ngga kuat aja ngeliat hiruk-pikuk kota terus tiap hari, boleh lah coba-coba naik gunung di musim hujan ini.Bermodal koar-koar aja ke temen-temen komunitas saya yang bernama GET (Gembel Elite Traveler) yang semuanya doyan kluyuran, jadilah trip naik Gunung ini direalisasikan. Yang bikin seneng adalah, saya yang koar-koar, tapi yang kelola temen-temen. Saya cuma siapin dokumentasi aja,hahaha.....

Jadilah trip naik Gunung ini kami lakukan di tanggal 29-30 November. Karena waktu singkat, pilihan gunung yang kami tentukan tentu saja yang tidak terlalu jauh. Kami memilih Gunung Panderman. Sebuah gunung yang berada di kota Batu, Jawa Timur dengan ketinggian 2045 MDPL yang memiliki puncak bernama Basundara.


Perjalanan kami lakukan pada tanggal 29 jam 8 malam dengan tujuan kota Batu. Kami memilih salah satu villa sederhana di Batu untuk tempat peristirahatan sementara. Tiba di villa jam 11 malam, kami langsung menyiapkan beberapa makanan yang disediakan untuk teman-teman lain yang belum sempat makan malam. Selanjutnya, beberapa teman memilih untuk beristirahat, beberapa  menonton TV. Saya memilih untuk istirahat, karena malam sebelumnya saya kurang tidur, tapi tetap saja, saat di Villa, saya pun tidak bisa tidur. Sambil menunggu pagi, saya menonton TV bersama beberapa teman yang masih terjaga. 



Batu, pohon, dan kabut
Memotret Dalam Kabut

Jam 4 subuh, kami semua melakukan persiapan untuk keberangkatan menuju Panderman. Baju hangat dan nyaman, beberapa snack,sebotol air minum, serta yang pasti tidak lupa adalah kamera sudah saya siapkan. jam 4.30 pagi kami berangkat menuju pos pendaftaran. Tidak menunggu lama, setelah mendaftar, kami langsung memulai perjalanan kami. Sepanjang perjalanan, saya dan teman-teman langsung disuguhkan dengan pemandangan yang menyejukkan mata. Didominasi oleh warna-warna hijau daun, warna coklat pohon, dan pemandangan kota, saya dan tim dengan semangat berjalan. Dan seperti yang sudah saya perkirakan, tidak lama kami mendaki, kabut mulai turun disekeliling kami. Beberapa kali saya dan teman-teman beristirahat hanya untuk mengistirahatkan kaki, minum, maupun foto-foto (itu saya). Ternyata, mengabadikan alam dengan nuansa kabut pekat itu seksi juga. Momen-momen yang seperti ini justru jarang sekali menjadi perhatian dan ketertarikan saya selama ini, dan dari pengalaman perjalanan ini, maaf, saya bertobat... Memotret objek kabut itu juga tidak kalah menarik.


Saya dan Papan Tulisan di Puncak Panderman
Setelah kurang-lebih 3 jam perjalanan, pada akhirnya saya dan teman-teman sampai di puncak. Secara pribadi saya cukup kaget, karena puncak Gunung Panderman menurut saya masih masuk area hutannya. Berbeda dengan gunung lain yang puncaknya lebih luas dan kosong (dalam arti tidak ada pohon) sehingga saya bisa melihat pemandangan langit, atau kota. Tapi apapun itu, alam akan selalu menawarkan hal-hal baru dan menarik, setidaknya itu yang saya yakini. Tidak mendapatkan pemandangan langit maupun pemandangan kota yang spektakuler, tapi bisa mendapatkan pemandangan kabut yang spektakuler.

Terimakasih alam.


                                       


Saya bersama komunitas GET













Tidak ada komentar:

Posting Komentar